Kasus Pelecehan Seksual di SMP 4 karena Kepolosan

5:27 AM


Terjadi kasus asusila yang melibatkan siswa-siswi SMPN 4 Jakarta Pusat pada 13 September lalu. Mereka adalah AE, A (16), FP (15), CD (15), CN (16), DNA (15), IV (16), dan WW (16). Namun, hingga sekarang belum ada penetapan pasal pidana terkait kasus ini. Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menyebut peristiwa itu didasari suka sama suka.

Video pelecehan seksual menyebar di kalangan siswa SMP di Jakarta Pusat. Video ini berisi pemaksaan sejumlah 5 siswi SMP kepada rekan wanitanya dan seorang laki-laki adik kelasnya untuk beradegan seks. Pembuat video ini masih diselidiki. Pihak sekolah mengakui video adegan pelecehan seksual itu telah beredar di handphone milik para siswa.

Menurut laporan korban di Mapolres Jakarta Pusat, siswi tersebut dipaksa oleh salah orang temannya untuk melakukan seks oral dan hubungan intim kepada adik kelasnya. Adegan tersebut disaksikan dan direkam video oleh 5 orang perempuan lain yang juga merupakan teman seangkatan korban.

Korban bahkan diancam dengan menggunakan senjata tajam jika menolak permintaan keenam temannya tersebut. Merasa terancam, korban terpaksa menuruti kemauan bejat teman-temannya itu.
Jazuli, Kepala SMP Negeri 4 Jakarta Pusat, menyebut selama ini sudah mengawasi para siswa. Seluruh siswa diminta pulang saat jam pelajaran usai, kecuali bagi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. "Kami selama ini sudah menyisir dari atas ke bawah pada jam pulang sekolah." Pun menurut Jazuli ketika jam istirahat, murid-murid diarahkan untuk jajan di lantai bawah.

Namun, ketika peristiwa itu terjadi, seluruh penghuni sekolah sedang menjalankan salat Jumat di Masjid Istiqlal. Sehingga, situasi sekolah sepi. "Kami guru, satpam, semuanya sedang salat Jumat."
Namun Tadjuddin, Kasie Manajemen SMP-SMA Disdik DKI Jakarta, mengatakan sekolah masih menyelidiki apakah 5 siswi memaksa rekannya ini beradegan seks atau mereka kebetulan memergoki mereka kemudian mengambil videonya. "Ini yang masih kita selidiki," katanya.

Tadjuddin mengaku belum melihat video tersebut, namun menurut keterangan guru-guru tidak ada paksaan dalam video tersebut. "Menurut informasi memang tidak ada paksaan dan saat itu kelas sedang kosong," katanya.

Tadjuddin mengatakan, sekolah masih berhati-hati menyelidiki kasus tersebut. "Kita masih dalami karena kita tak mau salah dalam memberikan hukuman," katanya.
Jazuli menambahkan, meski sudah ada pengawasan sekolah, pendidikan adalah tanggung jawab bersama elemen masyarakat, pemerintah, dan orang tua. "Kalau siswa dibentengi keimanan, sepi kaya apa pun juga tidak akan terjadi."

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/22/064523688/Kasus-Pelecehan-Seksual-di-SMP-4-karena-Kepolosan

You Might Also Like

0 comments