Satelit BRI

5:41 AM



Peluncuran Satelit BRI Jadikan RI Tak Tergantung Asing

JAKARTA - Peluncuran satelit BRI, BRIsat lahir dari sebuah ide besar, bagaimana Indonesia bisa memiliki sarana komunikasi yang mandiri sehingga tidak tergantung terhadap asing. Sebab itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) mencari putra-putri terbaik hingga ke luar negeri sebagai tenaga yang akan mengoperasikan satelit ini.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengemukakan, SDM yang mengoperasikan satelit merupakan lulusan S2 dan S3. Ada juga yang dilatih oleh perusahan pembuat roket ternama Space System Loral (SSL).

"Mereka rata-rata belajar di luar negeri, Amerika, Eropa, rata-rata master dan ada yang sudah doktor di bidang teknologi dari yang 53 orang operasikan satelit. Selain kualifikasi master, engineering dididik SSL 15 bulan magang di sana untuk operasikan satelit ini," ujarnya di Jakarta.

Asmawi menjelaskan, puluhan teknisi anak bangsa tersebut ikut terlibat mulai dari proses merancang hingga peluncuran satelit. "Kemudian ini proses selanjutnya satelit akan in orbit saat kita luncurkan tanggal 8 (waktu Guyana) cari orbit 150,50 BT selama 15-20 hari memasuki yang kita sebut dengan geo stationer. Misi ini yang kita upayakan bisa duduk di stasiun itu," terangnya.

Dia mengemukakan, satelit akan resmi beroperasi 50 hari setelah peluncuran. Saat itu, SSL selaku pembuat akan menyerahkan ke BRI.

"Kira2 H+50, pada Agustus satelit resmi digunakan. Diserahkan SSL ke tim BRIsat. Kita ingin berikan pelayanan sama cepat, akurat baik di kota dan desa," tegasnya.

Sementara itu, EVP IT Strategy and Satellite BRI, Hexana Tri Sasongko mengatakan, struktur tim untuk BRISat direkrut dari profesional dan dibantu perusahaan Telesat dari Kanada sebagai pemberi second opinion. Tidak hanya itu BRI juga mempersiapkan SDM di masa depan dengan memberikan pendidikan kepada 19 engineer senior untuk keberlangsungan operasional.

“Semua SDM ialah WNI direkrut dari hasil pencarian di luar negeri. Jangka panjangnya kami didik 19 engineer senior, tiga tenaga tetap, untuk konsultan ada lima," ujarnya.

“Ini program ambisius oleh BRI supaya tidak tergantung asing. Sebagai project manager saya minta kewenangan luas sehingga keputusan cepat diambil. Pihak luar juga mengatakan ini temasuk proyek satelit menengah yang lancar dan sesuai jadwal," tandasnya.

Wawancara Khusus CEO Arianespace

CEO Arianespace: Peluncuran Satelit BRI dan Rekor Baru

Jakarta -PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengukir sejarah baru perbankan dunia, dengan menjadi bank yang memiliki satelit pertama di dunia. Peluncuran satelit bernama BRIsat ini, dilakukan pada Sabtu, 18 Juni 2016 di Guiana Space Center, Kourou, French Guiana.

Satelit BRIsat dibuat oleh SSL, perusahaan pembuat satelit asal Amerika Serikat (AS). Sementara peluncuran dilakukan dengan roket Ariane 5 yang dibuat oleh Arianespace, selaku perusahaan jasa antariksa asal Prancis.

detikFinance dan beberapa awak media dari Indonesia, berkesempatan melakukan wawancara dengan CEO sekaligus Chairman Arianespace, Stephane Israel, di Hotel De Roches, Kourou, Minggu (19/6/2016).

Menurut Stephane ada sejumlah rekor baru dalam peluncuran roket yang membawa BRIsat. Roket pada saat peluncuran membawa 2 satelit. Selain BRIsat, satelit yang dibawa adalah ECHOSTAR XVIII milik DISH, perusahaan asal AS.

Peluncuran roket pembawa BRIsat sempat tertunda 3 kali karena alasan teknis dan cuaca.

Berikut wawancara dengan CEO berumur 45 tahun, yang baru 3 tahun memimpin Arianespace ini.

Bagaimana tanggapan anda setelah berhasil meluncurkan BRIsat?
Ini merupakan peluncuran roket pertama yang didedikasikan untuk institusi keuangan. Yang dilakukan BRI sangat inovatif. Kami bersama BRI telah bekerja sama untuk peluncuran ini sejak 2013. Peluncuran BRIsat menjadi salah satu kontrak pertama yang saya tandatangani sejak bergabung dengan perusahaan ini.

Apakah ini menjadi rekor baru?
Ya ini rekor baru, karena ini roket terberat yang pernah kami angkut. Total berat satelitnya 10,8 ton. Jadi ini yang terberat. Sebelumnya kami tidak pernah meluncurkan yang seberat ini dengan roket Ariane 5.

Selain itu, ini juga pertama kalinya kami meluncurkan 2 satelit bersamaan, yang keduanya buatan SSL. Apalagi untuk BRIsat, ini satelit pertama kalinya yang kami angkut milik perusahaan keuangan.

Jadi ini peluncuran satelit inovatif, dan ini penting sekali.

Apakah menurut anda BRI akan menciptakan tren baru di sektor perbankan?
Ya, karena satelit ini bertujuan untuk meningkatkan layanannya. Ini akan memberikan ide segar baru perusahaan keuangan lain, dengan menggunakan satelit untuk meningkatkan bisnisnya. Peluncuran BRIsat jadi evolusi bagi sektor keuangan dunia.

Setelah BRIsat, apakah anda akan terus mengembangkan bisnis di Indonesia?
Seperti yang anda tahu, kami sudah meluncurkan 5 roket untuk mengangkut satelit milik Indonesia, termasuk BRIsat. Kami meluncurkan Palapa C2 pada Mei 1996 untuk Indosat. Lalu satelit Cakrawarta 1 pada November 2006, kemudian Telkom 1 pada Agustus 1998, Telkom 2 pada November 2005, dan BRIsat yang terakhir.

Berikutnya akan ada Telkom 3S yang akan menjadi satelit keenam yang kami luncurkan. Kami sedang bekerja agar bisa meluncur pada Desember 2016.

Indonesia menurut saya akan menjadi pelanggan yang besar untuk industri antariksa. Karena Indonesia memiliki populasi yang besar dan terus berkembang. Apalagi Indonesia jadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Lalu dengan kondisi geografi kepulauan, satelit menjadi kebutuhan yang penting. Karena alasan itu, Indonesia akan menjadi pasar yang penting buat kami.

Jadi menurut anda satelit itu sangat penting untuk Indonesia?
Negara seperti Indonesia tidak mungkin mengoneksi seluruh wilayah dengan fiber. Jadi kami pikir masih ada ruang permintaan. Karena itu, bisnis roket masih memiliki peluang yang besar.

Berapa pangsa pasar Indonesia di Asia?
Indonesia menjadi salah satu yang terbesar, karena kami sudah meluncurkan 5 satelit dengan jasa kami. Lalu ada India 19 satelit, dan Jepang 27 satelit. Dengan 5 satelit yang telah kami luncurkan, tidak diragukan lagi Indonesia menjadi pasar penting bagi kami.

Sudah berapa lama anda bekerja di bisnis ini?
Umur saya sekarang 45 tahun dan sudah bergabung dengan Arianespace sejak 2013. Sebelumnya saya pernah bekerja di Kementerian Industri Prancis, dan 5 tahun di Airbus Group.

Sudah berapa banyak roket yang anda luncurkan sejak bekerja di sini?
35 roket. Jadi BRIsat merupakan roket ke-35 yang saya luncurkan.

Anda latar belakangnya kuliah hukum ya?
Saya belajar banyak hal, tapi setelah saya belajar sesuatu yang baru, saya lupa hal yang sudah saya pelajari. Saya pelajari ekonomi, sejarah, dan banyak hal.

Saya bukan insinyur, tapi saya mengatur Arianespace dengan banyak insinyur di bawahnya. Saya tidak pernah membuat keputusan sulit karena semua sudah ada parameternya.

Berapa banyak perusahaan seperti Arianespace di Eropa?
Kami satu-satunya penyedia jasa peluncuran di Eropa. Ada 3 pembuat stelit di Eropa, tapi penyedia jasa peluncuran hanya Arianespace. Di dalamnya ada Airbus, Vega, dan Soyuz asal Rusia. Kami bersaing dengan Amerika, India, dan lainnya.

Kami juga bekerja dengan banyak pembuat satelit di dunia.

Berapa pangsa pasar Ariane di dunia?
50% di pasar terbuka dunia. Ini untuk pasar komersial. Ada 23-25 telekomunikasi satelit per tahun, kita meluncurkan 50%-nya.

Berapa harga satu roket?
Ini tidak bisa dibuka. Sulit karena pendapatan saya dolar dan pengeluaran euro. Kompetisi meningkat. Kami mengembangkan Ariane 6 yang diharapkan lebih murah.

Siapa pemilik Ariane?
Sekarang ada 3 kategori, CNES 45%, Airbus JV 30%, dan sisanya gabungan dari industri roket Eropa. Jadi ada 3 pemegang saham. Sekarang kita masuki periode baru, Airbus akan mengambil saham dari CNES. 75% Airbus.

Karena kami ingin ada sinergi antara industri roket dengan peluncuran. Sekarang Ariane tugasnya membeli roket dari industri, dan operasikan di French Guiana. Kami memiliki roket 30 hari sebelum peluncuran, dan bertanggung jawab kepada peluncuran.

Tapi kami tidak bertangung jawab kepada desain roket. Kami ingin efisien dan ada kesinambungan dengan industri.

Kami sangat terhubung dengan para pembuat roket komersial. Sejak 35 tahun kami melakukan hubungan yang kuat dengan customer. Kami ingin memberi layanan terbaik.

Siapa pesaing anda?
Ada 2 pesaing kuat, Proton asal Rusia mereka banyak gagal namun mereka bangkit dengan harga murah. Lalu Space X di AS yang ingin pergi ke Mars. Tapi mereka banyak delay, namun kami tidak mau mengkritik mereka, karena inilah bisnis roket.

Mereka pesaing kuat kita. Tapi bisnis kami tidak sama, kami tidak menciptakan roket pengangkut manusia.

Bagaimana dengan roket China?
Mereka punya roket. Tapi ada aturan pemerintah AS, satelit AS tidak boleh diluncurkan oleh roket China. Karena ini, China tidak banyak berada di pasar. Dan satelitnya juga tidak tahan lama. Tapi mereka punya ambisi tinggi untuk terbang ke bulan.

Kenapa anda memilih French Guiana sebagai lokasi peluncuran?
Ini dekat dengan garis khatulistiwa. Ini aset kunci kami. Tidak ada badai atau topan di sini. Jadi lokasi ini bagus. Anda bisa meluncurkan dengan baik di sini. Banyak keuntungannya. Tidak ada gempa di sini. Dan ini bukan basis militer.
Sumber: http://finance.detik.com/read/2016/06/21/065253/3238018/459/ceo-arianespace-peluncuran-satelit-bri-dan-rekor-baru
ekbis.sindonews.com/read/1114040/77/peluncuran-satelit-bri-jadikan-ri-tak-tergantung-asing-1465037874

You Might Also Like

0 comments