Diet Kantong Plastik
6:09 PM
Limbah plastik merupakan
limbah yang cukup popular di masyarakat, khususnya di Indonesia. Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan sampah sudah
meresahkan. Indonesia bahkan masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai
penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok.
Hal itu berkaitan
dengan data dari KLHK yang menyebut plastik hasil dari 100 toko atau anggota
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah
mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.
Jumlah itu ternyata
setara dengan luasan 65,7 hektare kantong plastik atau sekitar 60 kali luas
lapangan sepak bola. Rata-rata pemakaian kantong plastik per orang di Indonesia
adalah 700 lembar per tahun. Sampah kantong plastic saja di Indonesia mencapai
4000 ton per hari atau sama dengan 16 pesawat Boeing 747, sehingga sekitar 100
milyar kantong plastik terkonsumsi per tahunnya di Indonesia. Produksi kantong plastik
plastic tersebut menghabiskan 12 juta barel minyak bumi yang tak bisa
diperbaharui, yang setara dengan 11 triliun rupiah.
Pemerintah mulai
menguji coba penerapan kantong plastik berbayar di ritel modern di Indonesia
pada Minggu ini, 21 Februari 2016. Ujicoba tersebut serempak dilakukan di 17
kota seluruh Indonesia, termasuk DKI Jakarta. Nantinya saat berbelanja,
konsumen akan dikenakan pembayaran sebesar Rp 200 per kantong plastik.
Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mande mengungkapkan, peluncuran
penerapan kantong plastik berbayar ini diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
saat Car Free Day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia, pagi ini. "Pak Jokowi
yang me-launching ujicoba kantong plastik berbayar dalam rangka Hari
Peduli Sampah Nasional 2016," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com
di Jakarta.
Adapun tujuan dari
pengenaan biaya untuk plastik bukan untuk membebani masyarakat mengeluarkan
uang lebih dalam membeli plastik, tapi untuk mengurangi limbah kantong plastik.
Roy mengatakan, satu kantong plastik dihargai Rp 200. Harga tersebut dinilai
masih terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat. "Kenapa Rp 200? Biar
terjangkau dulu lah. Masyarakat tidak terasa dengan harga ini dan bisa
diterima semua kalangan dan lapisan masyarakat," tegas dia.
Dari kebijakan
pemerintah, ada yang setuju dan ada yang tidak, tidak sedikit pula yang berkomentar
pedas. Jadi, yang tidak mendukung
kebijakan ini dengan alasan apapun cobalah baca-baca referensi tentang plastik
dan permasalahannya bagi lingkungan agar mulai mempertimbangkan alasan
penolakannya. Tidak usahlah ngamuk-ngamuk, ngomel-ngomel apalagi sampai
marah-marah ke kasir di minimarket, supermarket dan hypermarket yang telah
memberlakukan kebijakan ini. Kalau tidak setuju untuk bayar kantong plastik,
solusinya bawalah kantong plastik sendiri dari rumah.
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com
http://bisnis.liputan6.com
http://www.merahbirunews.com
http://rideralam.com
0 comments