Sistem Satu Arah Seputar Kebun Raya Bogor Diberlakukkan
8:48 PM
Jalan Satu Arah Seputar Kebun Raya Bogor Diuji Coba April
Uji coba sistem satu arah (SSA) seputar
kawasan Kebun Raya Bogor,
Jawa Barat dipastikan dimulai pada 1 April 2016. Wali Kota Bogor Bima Arya
Sugiarto menjelaskan, penetapan waktu tersebut didasarkan pada hasil rapat pada
Selasa 1 Maret 2016, yaitu progress program sistem satu arah sudah
mencapai 60-70%.
"Sisanya yang masih dalam pengerjaan seperti pemasangan rambu-rambu, finishing halte, dan relokasi PKL," kata Bima di Bogor, Rabu (2/3/2016).
Bima mengatakan, yang membutuhkan kerja keras untuk mewujudkan sistem satu arah adalah mensterilkan beberapa kawasan dari pedagang kaki lima (PKL). Sebab, kawasan seperti Dewi Sartika, Kebun Kembang, dan Stasiun Bogor akan menjadi jalur alternatif bagi kendaraan pada saat diberlakukannya sistem satu arah.
"Jalur-jalur alternatif harus bener-bener
steril dari PKL. Jika tidak, berpotensi terjadinya penumpukan kendaraan,"
terang Bima Arya.
Dia mengatakan, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan agar pada pelaksanaannya tidak terjadi gejolak. Uji coba sistem satu arah dilakukan selama 4 hari pada 1-4 April 2016.
Apabila uji coba ini berhasil, maka akan terus dilanjutkan. Kalau misalnya tidak, akan dihentikan sementara dan dievaluasi kembali.
Uji coba sistem satu arah sengaja dilaksanakan tepat pada Jumat, agar pada akhir pekan masyarakat bisa menyesuaikan keadaan.
"Kalau diberlakukan Sabtu-Minggu, volume
kendaraan di Kota Bogor cukup tinggi, jadi
perlu prakondisi dulu sebelum masuk Sabtu," kata Bima Arya.
Sistem 1 Arah Diberlakukan, Kawasan Kebun Raya Bogor Macet Parah
Uji coba sistem satu arah
seputar Kebun Raya Bogor, mulai diterapkan hari ini. Akibatnya, kesemrawutan
dan penumpukan kendaraan mulai terlihat di setiap persimpangan. Sebab banyak
pengguna jalan yang belum paham.
Dari pantauan Liputan6.com, terlihat banyak pengendara nampak kebingungan karena minimnya sosialisasi.
Selain itu, rambu-rambu lalu lintas atau penunjuk arah juga minim, sehingga pengendara menerobos jalur satu arah dan menyebabkan kemacetan parah di beberapa ruas jalan. Seperti di Jalan Jalak Harupat, Jalan Ir Juanda, Jalan Otista, Jalan Sudirman, dan Jalan Kapten Muslihat.
Bahkan tak sedikit pengendara terlihat marah-marah lantaran terjebak macet dengan adanya uji coba sistem satu arah itu.
"Mau ke RS PMI saja masa harus muterin Kebun Raya Bogor. Mana Macet," kata Yuswar, dokter bedah RSPAD Jakarta itu di Bogor, Jumat (1/4/2016).
Yuswar mengaku dari RSPAD Jakarta hendak
mengoperasi salah satu pasien di RS PMI Bogor. Namun, saat tiba di kawasan Tugu
Kujang, jalur menuju arah PMI dialihkan dan harus memutar menggunakan jalur
lain.
Pengalihan jalur ini, kata dia, membuat jarak tempuh cukup lama. Belum lagi terjadinya kemacetan di beberapa simpang jalan karena adanya pertemuan arus kendaraan.
"Saya mau operasi pasien di RS PMI. Masa harus muterin Kebun Raya Bogor. Kalau pasien saya mati, siapa yang mau tanggung jawab," ujar Yuswar.
Hal senada juga dikeluhkan Yusnia. Wanita paruh baya ini mengaku dari Jalan Pahlawan hendak menuju Jalan Pandu Raya namun terjebak di Jalan Jalak Harupat tepat di kawasan Lapangan Sempur.
"Sudah 2 jam belum sampai tujuan. Biasanya 1 jam juga sampai," kata Yusnia yang mengaku hendak menjemput anaknya di rumah neneknya di Jalan Panduraya.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Bogor Agus Suprapto mengatakan sejak diterapkan uji coba sistem satu arah seputar Kebun Raya Bogor pada pukul 00.00 WIB tadi, masih banyak masyarakat khususnya dari luar kota yang kebingungan.
Namun demikian, kondisi ini sebagai hal yang wajar. Agus yakin secara perlahan mereka akan sadar dan paham dengan penerapan sistem satu arah.
"Saat ini kan baru uji coba selama 4 hari. Kalau ada yang kurang nanti dievaluasi. Seperti tadi, seharusnya dari Tugu Kujang hingga Simpang Jalak Harupat diberlakukan 2 arah, tapi karena banyak yang menerobos ke arah Jalak Harupat, terpaksa jalur itu kami tutup," ujar Agus.
Sumber: liputan6.com
0 comments