Contoh Konflik Pada Organisasi
10:49 PM
Contoh pertama; kejadian kompetisi persaingan tidak
sehat. Di dalam organisasi pasti ada yg namanya posisi / jabatan,
semakin tinggi jabatan, maka semakin tinggi tanggung jawab, dan yg pasti
semakin tinggi juga honornya / gajinya. Seperti ada istilah,
kalau di dunia kerja itu banyak yg menggunakan jurus kodok !
Injek yg di bawah, sikut yg di samping, jilat yg di atas. Hahaha.. Tapi hal
tersebut memang sering terjadi dalam sebuah organisasi.
Lalu cara penyelesaiannya bagaimana ? Penyelesaiannya,
bergantung pada pemimpin tertinggi dalam suatu organisasi tersebut. Bagaimana
pemimpin tertinggi memberikan pandangan terhadap bawahannya. Biasanya jika para
pemimpin menaruh paradigma pada bawahannya, “yg bekerja paling baik adalah yg
akan dipromosikan dengan jabatan yg lebih tinggi”, maka jurus
kodok pun terjadi. Akan tetapi jika pemimpin tertinggi memberikan
paradigma pada bawahannya, “bahwa organisasi ini adalah milik kita bersama,
dengan tidak membeda-bedakan atasan dengan bawahan”, maka bawahannya akan
merasa memiliki, inilah yg paling penting dalam perusahaan, bahwa
semua anggota merasa memiliki, sehingga tidak akan terjadi
kompetisi persaingan tidak sehat dalam suatu organisasi. Sehingga yg akan
tertanam di dalam pikiran bawahan adalah dia merasa seperti memiliki keluarga
baru di dalam organisasi tersebut.
Contoh kasus kedua, lebih-kurang dana yg masuk. Dana
merupakan jantung dari jalannya kegiatan operasional suatu organisasi. Di dalam
pemasukkan dana suatu organisasi pasti akan adanya lebih-kurang yg terjadi di
dalam dana fisik dengan dana nonfisik (dana yg tercantum dalam pembukuan).
Terkadang hal itu terjadi dikarenakan 2 hal; akuntannya yg tidak jujur, atau
memang dana itu hilang atau terjadi kesalahan di dalam pembukuan.
Lalu bagaimana cara penyelesaiannya ? Penyelesaiannya, yg
namanya masalah uang adalah masalah yg memang paling sulit.
Intinya, pemimpin tertinggi harus cerdik dalam merekrut akuntan untuk
organisasi yg dijalakannya, maka dari awal perlu dipilih orang yang
memiliki jiwa kejujuran yang tinggi. Seandainya yg terjadi, memang dana
itu hilang atau terjadi kesalahan di dalam pembukuan, sebagai pemimpin
tertinggi kita harus tegas terhadap bawahannya. Akuntan harus mengganti dana yg
hilang dengan memotong gajinya, sehingga akuntan akan lebih berhati2 dalam
bekerja. Dalam cara ini, pemimpin bukannya kejam, akan tetapi mau
mendisiplinkan bawahannya dengan aturan yg tepat. Jika yg terjadi adalah dana
itu dirampok, dan sudah jelas pemimpin tahu dana itu hilang
karena dirampok. Tidak baik juga aturan sebelumnya dilaksanakan. Apalagi jika
dana yg hilang cukup besar. Disini pemimpin harus bijaksana dalam mengambil
keputusan, sebaiknya masukkan saja dana yg hilang itu ke dalam pembukuan
sebagai biaya lain-lain. Dengan demikian, sang akuntan pun akan
merasa bersalah karena dia tidak dapat menjaga dana tersebut dengan baik,
sehingga dia akan bekerja lebih baik dan memiliki rasa hutang budi terhadap
pemimpinnya.
(Source: https://gerald85joshua.wordpress.com/2013/12/30/konflik-dalam-organisasi-contoh-kasus/)
Kesimpulan:
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi
hanya dapat dieliminir. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang
ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi
sebagai suatu kesatuan, contohnya seperti study kasus yang kami angkat.
0 comments